Selasa, 05 April 2016

Janis Joplin

Janis Joplin 

Akhir Tragis Karir Sang Ratu Rock

 Sepak terjangnya di dunia musik menjadikan dirinya sebuah inspirasi bagi para penerusnya. Janis Joplin, adalah sebuah nama yang melegenda tak hanya bagi para pencinta musik   blues dan rock. Penyanyi yang mungkin bisa dikatakan ratunya musik rock, dengan jiwa pemberontak. Tingkah laku yang begitu sensasional, lengkingan vokal 3 oktaf dan itulah sosok yang melekat dengan dirinya, seorang musisi yang menjadi magnet bagi dunia rock dan blues serta identik dengan kultur hippie. 

Janis Lyn Joplin, dilahirkan di Port Arthur, Texas pada 19 januari 1943. Lahir dari pasangan Dorothy Bonita East dan Seth Ward dari 3 bersaudara. Janis kecil termasuk murid yang berbakat di sekolahnya, ia sangat pandai di beberapa mata pelajaran terutama pelajaran kesenian. Ia pandai melukis dan bermusik dan termotivasi untuk mengasah bakat bermusiknya dengan mengikuti paduan suara di gereja.

Janis kecil yang manis mulai menjadi seorang pemberontak takkala memasuki usia remaja. Di Thomas Jefferson High School  tempatnya bersekolah, Janis tampil beda dengan teman-teman perempuan sebayanya. Bisa dibilang kalau dirinya berani melawan arus dengan tidak mengikuti trend fashion kala itu. Janis acapkali berbusana layaknya seorang laki-laki dengan celana jeans dan kaos. Karena keanehan itulah janis seringkali dijauhi oleh teman-temannya.

 Janis remaja semakin bengal saja, bahkan ia lebih memilih berteman dengan laki-laki daripada dengan perempuan. Seringkali begadang semalaman, tertawa keras sambil menegak “air suci”. Karena sikapnya tersebut, Janis remaja berpenampilan jauh dari “baik”, wajah yang dipenuhi jerawat dan gemuk. Teman perempuannya memanggil Janis dengan sebutan “miss piggy”, karenanya seringkali ia merasa kesal dan tak segan untuk berkelahi.

Seiring waktu dirinya mulai serius menekuni dunia tarik suara ketika ia mendengarkan album-album penyanyi blues wanita, sebut saja Bessie Smith dan Ma Rainey. Ia selalu menyanyikan lagu-lagu Bessie Smith sambil bermimpi suatu saat kelak akan menjadi penyanyi besar.

Saat mengeyam bangku kuliah di University of Texas, kebiasaannya saat sekolah tetap dibawanya. Ia masih saja tampil tomboy, bahkan ia justru lebih banyak sibuk mengamen di pub dari pada mengenyam pendidikan. Lebih parahnya Janis mulai kenal dan mengkonsumsi heroin. Hingga akhirnya ia dikeluarkan dari bangku kuliah. Namun yang pasti, saat masih kuliah rupanya Janis sempat membuat rekaman lagu pertamanya yang berjudul ‘What Good Can Drinkin' Do’.

Big Brother and Holding Company

Suatu waktu ia memutuskan untuk pergi ke New York, mengadu keberuntungan dirinya sebagai pemusik. Seakan dijauhi oleh dewi fortuna, dirinya malah terdampar di perusahaan komputer raksasa, IBM. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke Texas. Saat itu pula Janis mulai berhenti sejanak dari kehidupan bengalnya. Mulai berpakaian konservatif dengan rambut yang tak lagi kusut dan berhenti mabuk. Namun karena jiwa bebas telah merasuki diri dan menjadi gaya hidupnya, Janis kembali ke style aslinya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menetap di San Fransisco.

Tahun 1966 adalah titik awal kesuksesan seorang Janis Joplin sebagai vokalis. Mendapat kesempatan takkala direkrut oleh Travis Rivers untuk mengisi vokal pada grup psychedelic rock yang berbasis di san fransisco, Big Brother and Holding Company. Ciri vokal yang khas serta suara yang melengking memutuskan band tersebut untuk merekrut Janis. Penampilan panggung pertamanya adalah ketika janis tampil di Avalon Ballroom, San Francisco

Kemudian Janis dan Big Brother and Holding Company tampil pada sebuah acara Monterey Pop Festival. Pada show itu Big Brother and Holding Company mengcover lagu Big Mama Thornton yang berjudul ‘Ball and Chain’. Hal tersebut membuat Big Brother and Holding Company khususnya Janis Joplin mendapat banyak pujian karena suara vokalnya yang khas serta gaya panggung yang tidak biasa yang diakibatkan konsumsi heroin dan alkohol. Berkat show ini pula, Big Brother and Holding Company merilis debut album mereka yang dilabeli oleh Mainstream Records

Rupanya penampilan Janis yang berbeda tersebut menarik perhatian manajemen Columbia Records, Clive Davis. Selaku presiden Columbia Records, dirinya berusaha untuk mendapatkan kontrak Big Brother and Holding Company. Akhirnya atas kesepatakan kontrak tersebut, Big Brother and Holding Company menelurkan album Cheap Thrills (1968)

Tak dinyana, album ini sukses meledak dipasaran. Lagu andalan ‘Summertime’ dan ‘Piece of My Heart’ sukses menduduki Top Charts musik di Amerika dan album ini menduduki peringkat teratas pada Billboard 200 selama 8 minggu berturur-turut. Dengan meledaknya hits dari album tersebut, membawa berkah tersendiri bagi band ini. Mereka mendapatkan tawaran manggung dengan jadwal yang sangat padat. Album ini pula membantu reputasi Janis sebagai vokalis yang unik, dinamis sebagai penyanyik rock dan blues dan menjadikannya salah satu artis paling populer tahun 1960 an.

Karir yang melejit bersama Big Brother and Holding Company, ternyata tak membuat hubungan Janis bersama bandnya langgeng. Manggung terakhirnya bersama band tersebut dilakoninya pada Desember 1968. Akhirnya Janis pun memutuskan untuk hengkang dan bersolo karir tanpa diketahui alasan.

 

Setelah bersolo karir, Janis membentuk band pengiring bernama Kozmic Blues. Bersama band ini, ia melempar album solo pertamanya yang bertajuk ‘I Got Dem Ol' Kozmic Blues Again Mama!’. Album ini mendapatkan Certified Gold,  hanya tak sesukses seperti album Chep Thrills. Dalam album ini pula janis mengcover lagu milik Bee Gees ‘To Love Somebody’. Saat bersolo karir pula janis melakukan lawatan manggungnya pada tempat-tempat yang cukup bergengsi seperti: Royal Albert Hall, Stockholm, Madison Square Garden hingga Woodstock.

Ditengah proses meluncurkan album selanjutnya yang bertajuk “Pearl” dan saat menikmati puncak kepopulerannya, Janis harus meregang nyawa. Overdosis obat-obatan terlarang menjadi penyebab semuanya.  Ia ditemukan tewas disebuah hotel pada usia 27 tahun.

Setelah kejadian tersebut, pada tahun 1971 album “Pearl” akhirnya dirilis  yang diselesaikan oleh produser Janis. Lagu ‘Me and Bobby McGee’ langsung menduduki Top Charts di radio-radio.

Walau sudah tiada, Janis begitu menjadi magnet bagi para penikmat musik. Lagu-lagu dan video saat ia manggung dirilis ulang kembali, sebut saja beberapa album seperti In Concert (1971), Box of Pearls (1999). Ia juga dianugerahi Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 1995 dan mendapatkan penghargaan Recording Academy Lifetime Achievement Award pada Grammy Awards tahun 2005.

    

posted by : rosi as 

Tidak ada komentar: